Nation Branding: Negara-negara juga bersaing...

,
Tak hanya perusahaan saja yang bersaing untuk mendapatkan profit dari produk yang dihasilkannya, namun juga negara-negara yang ada di dunia. Tidak percaya?! Coba saja tengok, para negara-negara bersaing dalam hal promosi pariwisata, menarik minat para investor, menarik para pembeli dari seluruh dunia untuk membeli produk buatan mereka, dan lainnya. Dengan adanya persaingan ini jelas menuntut mereka untuk secara apik mengemas image negara tersebut agar mampu untuk menarik minat para "target market" mereka. Oleh karena itu, maka lahirlah sebuah teori yang kemudian dikenal dengan nama Nation Branding. Nah, di sini saya akan mencoba untuk menerangkan secara singkat apa sih maksud dan tujuan Nation Branding itu.


Menurut Raymond Miller, dalam bukunya yang berjudul Globalization and Identity, nation branding didefinisikan sebagai “sekumpulan teori dan penerapannya yang bertujuan untuk mengukur, membangun dan mengatur reputasi dari suatu negara (masih berhubungan dengan place branding).” Sesuai dengan definisinya, nation branding ini berfungsi untuk membangun, mengembangkan, dan mempertahankan pencitraan (reputasi) yang baik tentang suatu negara. Teori ini didasarkan pada hasil observasi dan penelitian yang menyatakan bahwa kesuksesan suatu negara dalam berkompetisi di pasar global sangat dipengaruhi oleh brand image negara tersebut. Bahkan, dikatakan bahwa branding dan image dari suatu negara—ditambah dengan transfer yang sepadan antara image tersebut kepada produk-produk yang dihasilkan—sama pentingnya dengan produk yang dihasilkan oleh negara itu sendiri.

Nation branding sendiri pertama kali dicetuskan oleh Simon Anholt yang nantinya bekerjasama dengan lembaga Gfk Roper dan mendirikan lembaga riset bernama Anholt-Gfk Roper yang melakukan riset terhadap reputasi (brand) suatu negara dan kemudian menuangkannya menjadi suatu hasil riset yang dikenal dengan Nation Brands Index (NBI). Riset yang dilakukan ini didasarkan pada beberapa aspek, seperti kualitas dan kuantitas ekspor, pariwisata, kebudayaan, pemerintahan, dan sifat penduduk asli negara tersebut. (untuk melihat peringkat negara sesuai dengan NBI, klik di sini)

Hasil dari NBI ini kemudian banyak menjadi pegangan bagi para investor, wisatawan, perusahaan asing, dan pihak lainnya untuk mengetahui reputasi dari suatu negara. Dampaknya jelas, makin tinggi peringkat NBI dari suatu negara, maka akan semakin baik reputasi dari negara tersebut sehingga berimplikasi pada kemampuan negara tersebut dalam menghadapi persaingan. Untuk Indonesia sendiri, saat ini berada pada posisi 43, masih kalah jika dibandingkan dengan Malaysia yang berada pada peringkat 38, Thailand pada peringkat 34 atau Singapura pada posisi 24 (tertinggi untuk kawasan Asia Tenggara). Meskipun begitu, Indonesia masih memiliki kesempatan untuk terus meningkatkan image dan brand-nya sehingga mampu untuk memperoleh NBI yang lebih baik lagi.

Branding nation sendiri terbukti berhasil dalam melekatkan image suatu negara dengan produk yang berasal dari negara itu sendiri sehingga mampu untuk meningkatkan penjualan produk tersebut. coba saja lihat, ketika membicarakan Swiss, selain keju dan cokelatnya, orang pasti akan langsung ingat merk jam tangan Swiss Army; atau ketika seorang anak ditanyakan mengenai produk/brand Jepang, mereka pasti akan menjawab, Nintendo, Playstation, Pokemon, Naruto, Doraemon, dan sebagainya. Pada akhirnya, image yang terlahir dari suatu brand nation akan berpengaruh pada stereotip produk negara tersebut yang dipersepsikan oleh pasar. Kalau untuk yang satu ini, saya sendiri masih bingung, image Indonesia identik dengan produk apa?! Ada yang dapat menjawab?!


0 komentar to “Nation Branding: Negara-negara juga bersaing...”

Posting Komentar

 

Marketing Kami Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger