Semenjak disahkannya landasan hukum mengenai legalisasi bisnis prostitusi di Jerman, Belanda, Austria, Swiss dan negara-negara Eropa lainnya, para pelaku bisnis prostitusi bebas untuk memasarkan jasa mereka melalui media, baik cetak, internet, ataupun elektronik. Pada akhirnya bisnis prostitusi pun menjadi berkembang sangat pesat dan menjadi salah satu bisnis penting yang menyumbangkan income bagi pemerintah, khususnya pemerintah daerah/kota. Verdi services union mencatat, tiap tahunnya bisnis ini memperoleh pendapatan sedikitnya $ 18 Milyar, jumlah yang cukup fantastis sehingga wajar kalau banyak pihak di Jerman yang kemudian berminat untuk berinvestasi atau bergelut di bisnis ini.
Banyaknya jumlah pesaing dan semakin tidak pastinya kondisi perekonomian dunia saat ini menuntut para pemilik usaha prostitusi di negara-negara tersebut untuk dapat merancang strategi pemasaran yang tepat agar dapat terus mendapatkan dan mempertahankan konsumen mereka. Salah satu brothel (rumah bordil) di Jerman, Pussy Club, bahkan sempat menarik perhatian media setempat dengan promo “gila-gilaan” mereka. Betapa tidak? Dalam promonya mereka menawarkan makan, minum, dan layanan sex sepuasnya mulai pukul 10.00 hingga 16.00 dengan hanya membayar uang sebanyak 70 Euro. Kontan saja banyak konsumen yang datang berduyun-duyun begitu membaca iklan promo ini. “You've got to come up with creative solutions these days”, begitulah ungkap salah seorang manajer Pussy Club sebagaimana yang dilansir oleh Reuters. Bukan hanya Pussy Club saja yang mempunyai ide gila seperti itu, GeizHaus, salah satu brothel terkenal di jerman juga sama “gila”nya dalam memasarkan produk mereka. GeizHaus tidak tanggung-tanggung dalam memberikan potongan harga bagi para konsumennya, bisa mencapai 38 Euro, belum lagi dengan adanya service added lainnya, seperti layanan antar-jemput, party, free room charge, dan lain-lain.
Meskipun kebanyakan pelaku bisnis prostitusi dan brothel menggunakan strategi price dumping
Nah, dengan mengambil pelajaran dari para pelaku bisnis prostitusi di atas, ternyata terbukti bahwa kreatifitas, inovasi, dan ditambah dengan sedikit “kenekatan” mampu untuk menghantarkan fondasi yang kokoh dalam menghadapi badai krisis ekonomi. Apapun jenis bisnisnya, kreativitas dan inovasi memang selalu menjadi kunci keberhasilan, baik dalam menghadapi persaingan, ataupun terpaan krisis ekonomi.