Jangan Remehkan Viral Marketing, Megawati!

,
WOooowww..... mungkin itulah ungkapan yang menurut saya paling tepat untuk mengekspresikan keterkejutan saya ketika melihat (lagi) jumlah supporter grup “say no to Megawati” di Facebook pada malam hari ini (Senin, 4 April 2009). Betapa tidak?! Supporter dari grup ini telah mencapai jumlah 95.000 hanya dalam waktu yang relatif sangat singkat, hanya dalam waktu empat hari. Sesuai dengan postingan kawan saya sebelumnya, bisa jadi ini adalah grup buatan orang asli Indonesia yang pertambahan supporternya paling cepat hingga saat ini. Tak hanya sampai di situ saja, perdebatan dan popularitas terkait grup ini bahkan telah merambah hingga keluar dari ranah Facebook, mulai dari portal berita internet, media elektronik (televisi), bahkan media cetak hangat memberitakan hal ini. Berawal dari WoM kecil-kecilan di Internet, namun mampu untuk menembus cakrawala dunia maya, itulah kekuatan dari viral marketing.

Viral marketing, sebagaimana yang didefinisikan oleh Kotler, adalah penggunaan media internet dalam menciptakan efek Word of Mouth untuk mendukung usaha dan tujuan pemasaran. Penggunaan viral marketing untuk memasarkan suatu produk memang bukanlah barang baru lagi dalam dunia pemasaran kontemporer, bahkan dengan banyaknya situs-situs social networking saat ini, seperti Twitter, Myspace, Facebook, Bebo, dan lainnya, viral marketing menjadi suatu keniscayaan bagi para marketer. Kehebatan dari viral marketing ini sudah tak perlu diragukan lagi, “You don’t need to reach 2 million people to let them know about a new product—you just need to reach the right 2000 people in the right way and they will help you reach 2 million,” begitulah ungkap seorang marketer dalam buku Marketing Management-nya Kotler.

Untuk kasus grup “Say No to Megawati” ini, rasa-rasanya ungkapan yang disebutkan di atas memang terbukti keberhasilannya. Lihat saja, saat ini kepopuleran “produk” tersebut bahkan terus meningkat pesat dan menembus dunia maya. Dari hanya sekitar 97.000 individu yang tergabung dalam grup dan ditambah dengan bantuan eksploitasi media-media lainnya (cetak, elektronik, dan lainnya), saya pribadi merasa konten yang menjadi value dari grup ini akan mampu untuk diterima oleh seratus kali lipat jumlah dari supporter grup tersebut, atau bahkan lebih. Bayangkan saja, kalau saat ini saja supporter grup tersebut mencapai 97.000, berkat adanya bantuan-bantuan yang saya sebutkan tadi, boleh jadi penerima value grup ini (masyarakat umum) akan menjadi 9.700.000. Jumlah yang cukup siginifikan apabila dikaitkan dengan kepentingan politik pihak yang terdiskreditkan (jumlah suara).

Menurut saya pribadi, ada banyak faktor yang kemudian membuat efek domino dari grup ini sangatlah cepat menyebar, dan salah satunya adalah karena the truth of the stories. Kebenaran yang diangkat dalam cerita atau testimoni untuk dijadikan bahan WoM sangatlah krusial sifatnya, semakin terbukti kebenarannya, maka akan semakin mudah dan cepat WoM itu menyebar; begitu pula sebaliknya, semakin sulit untuk dibuktikan kebenarannya maka akan semakin sulit pula penyebarannya. Salah seorang pakar Marketing, Michael Cafferky, bahkan memasukkan unsur truth ini sebagai salah satu unsur penting yang menentukan sukses tidaknya WoM suatu produk. Kalau untuk yang satu ini, saya sendiri menilai apa-apa yang kebanyakan ditulis oleh para supporter grup tersebut memang adalah suatu “kebenaran” yang tak terbantahkan lagi, minimal hal-hal yang dituliskan tersebut benar-benar merepresentasikan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh para penulisnya.

NB: Grup "say no to megawati" telah dihapus keberadaannya dari Facebook....

1 komentar:

  • 16 April 2009 pukul 18.50
    Anime7Graphic says:

    Busyet dah, eta c grup anti megawati sampe sakituna nyaaah...
    Memang memang sesuai dengan kenyataan seeeh...

    Trus masalah pihak partai dari Megawati nya gimenong tuuuh?

    delete

Posting Komentar

 

Marketing Kami Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger