Creative Solution usaha bisnis prostitusi

,
Dampak dari krisis ekonomi global saat ini sudah mencapai stadium yang cukup mengkhawatirkan bagi para pelaku bisnis di seantero dunia. Tidak terkecuali para pelaku bisnis prostitusi di kawasan Eropa, mereka juga terkena imbas dari malapetaka ekonomi ini. Hanya saja, ternyata mereka sudah jauh-jauh hari mempersiapkan diri dengan berbagai macam strategi dan creative idea untuk dapat terus eksis dan memperoleh pelanggan. Segala bentuk strategi dan ide-ide ini tertuang dalam suatu rancangan solusi yang kemudian disebut sebagai creative solution. Pada tulisan singkat ini saya akan coba untuk sedikit mengulas tentang creative solution yang digunakan oleh para pelaku bisnis prostitusi di kawasan Eropa (khususnya Jerman dan Belanda) dalam menghadapi krisis global.

Semenjak disahkannya landasan hukum mengenai legalisasi bisnis prostitusi di Jerman, Belanda, Austria, Swiss dan negara-negara Eropa lainnya, para pelaku bisnis prostitusi bebas untuk memasarkan jasa mereka melalui media, baik cetak, internet, ataupun elektronik. Pada akhirnya bisnis prostitusi pun menjadi berkembang sangat pesat dan menjadi salah satu bisnis penting yang menyumbangkan income bagi pemerintah, khususnya pemerintah daerah/kota. Verdi services union mencatat, tiap tahunnya bisnis ini memperoleh pendapatan sedikitnya $ 18 Milyar, jumlah yang cukup fantastis sehingga wajar kalau banyak pihak di Jerman yang kemudian berminat untuk berinvestasi atau bergelut di bisnis ini.

Banyaknya jumlah pesaing dan semakin tidak pastinya kondisi perekonomian dunia saat ini menuntut para pemilik usaha prostitusi di negara-negara tersebut untuk dapat merancang strategi pemasaran yang tepat agar dapat terus mendapatkan dan mempertahankan konsumen mereka. Salah satu brothel (rumah bordil) di Jerman, Pussy Club, bahkan sempat menarik perhatian media setempat dengan promo “gila-gilaan” mereka. Betapa tidak? Dalam promonya mereka menawarkan makan, minum, dan layanan sex sepuasnya mulai pukul 10.00 hingga 16.00 dengan hanya membayar uang sebanyak 70 Euro. Kontan saja banyak konsumen yang datang berduyun-duyun begitu membaca iklan promo ini. “You've got to come up with creative solutions these days”, begitulah ungkap salah seorang manajer Pussy Club sebagaimana yang dilansir oleh Reuters. Bukan hanya Pussy Club saja yang mempunyai ide gila seperti itu, GeizHaus, salah satu brothel terkenal di jerman juga sama “gila”nya dalam memasarkan produk mereka. GeizHaus tidak tanggung-tanggung dalam memberikan potongan harga bagi para konsumennya, bisa mencapai 38 Euro, belum lagi dengan adanya service added lainnya, seperti layanan antar-jemput, party, free room charge, dan lain-lain.

Meskipun kebanyakan pelaku bisnis prostitusi dan brothel menggunakan strategi price dumping
dalam strategi pemasaran mereka saat ini, tidak semuanya serta merta latah untuk mengikuti. Sebut saja Artemis Club, salah satu brothel terbesar di Eropa, yang enggan untuk melakukan pemotongan harga meskipun para pesaingnya melakukan hal tersebut. Alih-alih melakukan pemotongan harga, mereka malah menaikkan tarif jasanya sebesar 10 Euro. “we provide an important service and even in a recession there are some things people won't do without”, itulah yang menjadi filosofi mereka. Alhasil, yang mereka mainkan bukanlah harga dalam strateginya, namun pada value added, extra service, luxurious, dan promosi mengenai positioning brothel mewah yang merupakan keunggulan mereka.

Nah, dengan mengambil pelajaran dari para pelaku bisnis prostitusi di atas, ternyata terbukti bahwa kreatifitas, inovasi, dan ditambah dengan sedikit “kenekatan” mampu untuk menghantarkan fondasi yang kokoh dalam menghadapi badai krisis ekonomi. Apapun jenis bisnisnya, kreativitas dan inovasi memang selalu menjadi kunci keberhasilan, baik dalam menghadapi persaingan, ataupun terpaan krisis ekonomi.


0 komentar to “Creative Solution usaha bisnis prostitusi”

Posting Komentar

 

Marketing Kami Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger