Berinvestasi dengan Brand Accretion

,


Pemasaran, dalam suatu kerangka bisnis perusahaan memang menelan biaya yang cukup besar. Namun jangan sampai menganggap bahwa pemasaran adalah suatu beban bagi perusahaan, justru sebaliknya, ia adalah investasi. Dalam berinvestasi, investor mengalokasikan sejumlah besar dana pada suatu hal dengan harapan untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak di masa mendatang dari apa yang ia telah berikan saat ini, dan begitu pun halnya dengan investasi di bidang pemasaran. Di tengah krisis yang sedang dahsyat-dahsyatnya menerpa dunia bisnis saat ini, perusahaan akan cenderung menekan sejumlah biaya dalam rangka efisiensi, termasuk di dalamnya adalah pemotongan anggaran untuk pemasaran.

Namun, di sinilah letak kesalahan yang cukup fatal bagi perusahaan-perusahaan yang menganggap bahwa pemasaran adalah beban, bukannya investasi. Beban (biaya/cost) jelas berbeda dengan investasi. Apabila kita mengalokasikan biaya untuk membeli sejumlah peralatan, mobil, mesin, lisensi, dan lainnya maka nilainya akan berkurang seiring berjalannya waktu, berbeda dengan investasi yang justru bertambah nilainya. Investasi yang dilakukan dalam pemasaran pun sama, akan bertambah seiring dengan berjalannya waktu. Selanjutnya adalah tinggal bagaimana caranya suatu perusahaan menginvestasikan sejumlah uangnya pada pemasaran. Ada banyak cara yang dapat dilakukan dan salah satunya adalah dengan Brand Accretion.

Accretion, menurut Oxford Dictionary adalah growth or increase by accumulation, addition, or organic enlargement. Mudahnya, brand accretion dapat dipahami sebagai suatu proses pembangunan brand secara kontinyu dengan selalu melakukan penambahan/inovasi. Brand accretion bukanlah hal yang dapat dilakukan dalam waktu yang singkat dan kemudian dapat dirasakan hasilnya dengan cepat pula. Lamanya waktu yang dibutuhkan dalam menikmati hasilnya membuat perusahaan enggan untuk berinvestasi dalam hal ini. Bahkan, menurut hasil studi CoreBrand—salah satu perusahaan yang bergerak dalam branding—, sedikitnya dibutuhkan waktu tiga tahun untuk dapat merasakan hasil dari sebuah proyek Brand accretion, cukup lama bukan??!. Itu adalah waktu yang dibutuhkan apabila benar-benar dilakukan dari nol, tapi jika usaha yang dilakukan berkesinambungan, maka hasil pun akan terlihat.

Lamanya waktu yang dibutuhkan memang menjadi penghalang, namun jika melihat hasil yang dicapai, jelas menggiurkan. Sebagai contoh kita dapat melihat apa yang dilakukan oleh Anheur Busch (Budweiser) ketika menjelang ajang olahraga terbesar di Amerika, Superbowl. Mereka membuat dan menampilkan lusinan—bahkan lebih— iklan secara simultan hanya untuk mengetahui iklan mana yang paling baik untuk ditayangkan pada Superbowl. Meskipun pada akhirnya hanya enam iklan yang masuk, pihak Budweiser tidak menganggapnya biaya, namun justru sebagai investasi untuk mendapatkan yang terbaik dan terbukti berhasil.

Jadi, memang sudah saatnya untuk mengubah paradigma mengenai pemasaran hanyalah sebagai beban belaka. Ia akan memberikan imbal hasil yang memuaskan dan bahkan lebih apabila dilakukan dengan benar dan efektif. “Marketing is an investment, not an expense”.

Source Pic: GoogleImages

2 komentar to “Berinvestasi dengan Brand Accretion”

  • 1 April 2009 pukul 23.02
    firdaus says:

    Yup,, ada bagian-bagian yang gw setuju dari argumenmu, Ry.
    Disini saya mau tambahin satu hal. Kalau investasi bukan cuma mengharapkan imbal hasil dimasa depan. Investasi juga bentuk penarikan risiko dari masa depan. Artinya disini, investasi ada suatu bentuk antisipaatif atas risiko yang akan kamu hadapin dimasa depan.

    Ok,, Komentar saya ini, Ry:
    Bagi seorang investor, ada dua kriteria dalam setiap keputusannya. Ada yang Risk Avoider, Risk Taker, Risk neutral. Kriteria ini didasarkan pada bagaimana dia menaruh asetnya ke portofolia (perpaduan antara sekuritas high risk dan low risk).

    Kalau menurut gw, brand accertion yang kamu contohin itu adalah salah satu keputusan bagi seorang "Brander" yang high risk. Nah,, sekrang sebagai anak finance. Yang mau saya coba pertanyakan adalah seberapa besar keuntungan "Trade off" yang coba kamu tawarkan dengan biaya yang dikeluarkan, Ry?

    delete
  • 2 April 2009 pukul 02.21
    eryadi says:

    wahh...thanks atas komennya.... Yup setuju dgN argumen risk takernya....seberapa besar??!! besar sekali...tapi dengan catatan perusahaan mau dan rela untuk berinvestasi secara simultan dan dlm janGka wakTu yg pnjang... brand accretion cuma satu dari sekian cara dalam berinvestasi di marketing... melakukan inovasi--baik produk atau distribusi--, internal marketing,dll juga bisa dijadikan sebagai investasi dlm marketing...selanjutny tinggal kebijakan perusahaan saja memilih cara yg mana...tak lupa juga adanya sinkronisasi dgn bagian keuangan...karena seringkali kbijakan pihak marketing dgn keuangan cendrung ber"gesekan"..hhe..

    delete

Posting Komentar

 

Marketing Kami Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger