Selamat Datang, Nano!!!

,





Akhirnya, setelah mengalami penundaan selama beberapa waktu, mobil teranyar produksi Tata Motors India,Nano, diedarkan juga ke pasaran. Mobil yang diklaim sebagai mobil termurah (seharga kurang lebih Rp. 23 juta) saat ini tersebut semakin menyemarakkan persaingan dunia otomotif terkini. Yang jadi pertanyaannya sekarang adalah, apakah Nano mampu untuk bersaing dan memperoleh market share dengan para pesaingnya yang telah lebih dulu eksis?


Jawabannya relatif, bisa iya dan juga bisa tidak. Seperti yang sudah kita ketahui, pangsa pasar mobil murah selama ini dikuasai oleh mobil-mobil keluaran Jepang dan---baru-baru ini, Korea Selatan. Sudah lebih dari 1 dekade Jepang menjadi market leader dalam pasar mobil murah (middle low car) dunia sehingga sulit bagi negara-negara lain untuk menjadi pemimpin dalam pasar ini. Belum lagi dengan resistensi industri mobil Jepang yang terkenal sangat kebal dalam menghadapi gejolak eksternal, baik kondisi ekonomi global, selera konsumen, ataupun teknologi. Hal-hal inilah yang kemudian membuat banyak negara-negara lain menjadi “malas” untuk menjadi newcomers dalam industri mobil middle low. Kalaupun ada, kecenderungannya adalah mereka tak mampu untuk mengungguli eksistensi mobil-mobil Jepang, atau bahkan hanya sekadar menyamainya.

Munculnya Tata Motors dengan ide low price city car-nya sebenarnya bukanlah hal baru dalam industri otomotif. Sebagai contoh, kita bisa melihat Hyundai dengan Atoz-nya, Daihatsu dengan Ceria, Suzuki dengan Karimun, dan lain-lainnya. Meskipun dengan banderol harga masih jauh di atas Nano, hal itu masih wajar. Jika diperhatikan, Nano memang murah namun miskin akan fitur, tak ada AC, mesin yang hanya 623 cc, tak ada fog lamps, dan central locking. Untuk memperoleh Nano dengan fitur-fitur “lux” seperti itu, berarti konsumen mesti menambahkan sejumlah besar uang lagi. Jika diakumulasi dengan fitur-fitur yang tak ada, maka sebenarnya harga sebuah Tata Nano dengan sebuah Atoz hampir sama, yaitu sekitar Rp. 60 juta-an, dengan catatan belum ditambah Pajak dan bea-bea lainnya. Kalau sudah begitu, lantas apa bedanya Nano dengan city car lainnya?

Tapi satu hal yang mesti diperhatikan di sini adalah bahwa Nano memang menargetkan pasar yang mempunyai kecenderungan highly price sensitive, India misalnya. Pasar yang sangat sensitif akan harga cenderung menjatuhkan pilihannya pada suatu produk yang meski berfitur kurang, namun murah, dan tampaknya hal inilah yang benar-benar diperhatikan oleh Tata Motors ketika mempersiapkan proyek Tata Nano. Kriteria pasar seperti inilah yang memang belum dapat dijangkau oleh mobil-mobil Jepang ataupun Korea. Jika kita melihatnya dari kriteria pasar yang seperti ini, maka Nano akan mampu untuk bersaing, dan begitu pula sebaliknya, apabila Nano menggunakan kriteria pasar yang hampir sama dengan mobil-mobil Jepang atau Korea.

Hal lainnya yang perlu diperhatikan oleh Nano adalah pesaing yang asalnya justru dari dalam negeri juga. Menurut The Economist, kerjasama yang dilakukan oleh Bajaj dengan Nissan-Renault menjadi hal yang patut untuk diwaspadai karena kabarnya mereka juga akan membidik pasar yang serupa dengan Nano. Jadi, untuk mampu bertahan dalam pasar yang telah dimasukinya, Nano mesti aware tak hanya dengan pesaing dan pasar eksternal, namun juga para pesaing dan pasar internal.

Above it all, kita memang mesti memberikan apresiasi atas usaha Tata dalam memproduksi Nano. Selamat datang, Nano!!!!


Source picts: Google Images

0 komentar to “Selamat Datang, Nano!!!”

Posting Komentar

 

Marketing Kami Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger