Twitter dan Pesona “Hantu”

,
 

Akhir-akhir ini, saya memang kesengsem berat sama
Twitter. Ditengah pertumbuhan Facebook yang begitu gilang-gemilang, Twitter justru menghadirkan sensasi lain terutama dalam perspektif marketing. Setelah posting saya terdahulu yang bercerita bagaimana Twitter mampu menjadi alat yang merevolusi sistem promosi suatu produk. Kini saya ingin bercerita bagaimana Twitter menghadirkan peluang bisnis yang unik dari barisan 140 karakter huruf tersebut.

Kamis, 26 Maret kemarin, New York Times memuat artikel yang ditulis Noam Cohen, berjudul “When Stars Twitter, a Ghost May be Lurking”. Artikel itu menarik, karena menceritakan penggunaan jasa Ghost Twitter oleh para artis Amerika seperti Britney Spears dan 50’Cents untuk mengelola page Twitternya. Jadi, jika anda Twitter sejati, mestilah sadar ketika menjadi follower bintang top dunia bahwa apa yang Anda ikuti bukanlah Twit langsung dari bintang bersangkutan, tapi oleh orang lain yang ditugasi untuk mengelolanya.

Ghost Twitter merupakan simpangan dari Ghost Writer (GW). GW, kini, bisa jadi telah menjadi industri baru yang patut diperhitungkan. Banyak mantan peneliti, akademisi, wartawan hingga mahasiswa bergerak dalam industri ini. GW sebenarnya berangkat dari penyediaan jasa untuk menuliskan pidato, artikel, bahkan buku.

Mungkin Anda berpikir bahwa industri ini kurang etis karena berperan seperti joki. Tapi, sebenarnya industri ini sah-sah saja karena GW hanya berperan dalam membantu menuliskan ide dari si Author. Jadi, jika Anda punya ide untuk menulis naskah pidato, artikel atau buku tapi sulit untuk menuangkannya, maka Anda dapat menggunakan jasa GW untuk menuangkan ide Anda tersebut. Nah, hasil tulisan tersebut tetap menjadi milik Anda dan berhak ditempeli nama Anda. Makanya profesi ini disebut penulis hantu, karena ia menyelinap di balik ide si author.

Hadirnya Twitter memberikan sensasi lain pada industri GW tersebut. Aktivitas Twitting yang mesti intensif ternyata telah membuat para bintang top dunia menggunakan jasa orang lain untuk mengelolanya. Dari hal ini, muncullah apa yang disebut Ghost Twitter (GT) tadi. Tak berbeda jauh dari GW, GT pun menyelinap di balik nama si pengguna jasanya. Ia ber-Twitting dengan menggunakan nama artis-artis tersebut. Tentu saja, apa yang ditulis oleh GT mesti diberikan arahannya oleh para bintang top tersebut.

Inilah pesona lain dari Twitter: memunculkan peluang untuk terbitnya pesona baru yaitu Ghost Twitter. Bagi kita marketing’s addicted, gejala ini mesti menjadi pembelajaran untuk aware atas apa yang hadir di tengah-tengah masyarakat. Dari situs yang “hanya” menyodorkan 140 karakter huruf tersebut justru terbit berbagai macam pesona yang dapat meningkatkan harkat hidup orang banyak (hehe).

Ada industri yang muncul karena adanya Twitter. Hadir pula sistem pemasaran produk yang lebih efektif karena adanya Twitter. Karenanya, sebagai marketing’s addicted mesti mengerahkan panca inderanya untuk menelisik pesona dibalik hadirnya something. Siapa tahu kita dapat memunculkan pesona baru, laiknya Ghost Twitter dari something tersebut.

Source Picts: Flickr, BigHugeLabs

0 komentar to “Twitter dan Pesona “Hantu””

Posting Komentar

 

Marketing Kami Copyright © 2011 -- Template created by O Pregador -- Powered by Blogger